Tradisi Menanam Padi Nugal ala Dayak Benuaq: Warisan Leluhur yang Tetap Hidup
Tradisi menanam padi nugal ala Dayak Benuaq adalah warisan leluhur yang penuh makna budaya dan spiritual. Pelajari proses, nilai adat, dan keunikannya di sini.
Di tengah kemajuan teknologi pertanian modern, suku Dayak Benuaq di pedalaman Kalimantan Timur tetap melestarikan tradisi menanam padi nugal. Bagi mereka, nugal bukan sekadar aktivitas bertani, melainkan bagian dari warisan leluhur yang sarat akan nilai budaya, spiritualitas, dan harmoni dengan alam.
Apa Itu Tradisi Nugal
Nugal adalah metode menanam padi secara tradisional di ladang kering (Umaq) dengan cara membuat lubang kecil di tanah menggunakan tongkat kayu runcing (asek), lalu memasukkan benih padi gunung ke dalamnya bisa juga tanam cabai,benih labu kuning.
Teknik ini dilakukan secara manual dan berkelompok, mencerminkan semangat gotong royong masyarakat Dayak dengan cara pelo,membalas hari ikut menanam padi.
Tahapan Menanam Padi Nugal Ala Dayak Benuaq
Persiapan membersihkan lokasi yang akan di jadikan umaq atau ladang,namanya nokap di mulai dari awal tahun nebas pohon atau belukar di biarkan kering sampai beberapa bulan.
Lalu di bakar bulan tujuh atau delapan tergantung keinginan mau tanam padi bulan berapa
?
Mongkeng menbersihkan sisa bakaran sebelum tanam padi.
Peralatan dan Bahan Nugal Tradisional
Tugal (Pengasek) : Tongkat kayu runcing, panjang sekitar 1–1,5 meter, untuk melubangi tanah.
Anjung / bisant : Bakul yang digendong di punggung untuk membawa benih.
Benih Padi Lokal : Biasanya benih padi ladang seperti padi merah, padi ritan mnetik wangi,mayas, atau padi ketan.
Nilai Budaya Dalam Tradisi Nugal
Royong : Nugal di lakukan secara bersama -sama,memperkuat ikatan sosial di dalam keluarga
Masalah terhadap Tradisi Nugal Dayak Benuaq
- Generasi muda makin jarang ikut serta.
- Perubahan iklim memengaruhi musim tanam.
- Kebijakan larangan membakar lahan tanpa memperhatikan konteks lokal.
- Alih fungsi lahan untuk tambang atau perkebunan sawit.
Mengapa Tradisi Ini Tetap Hidup?
Meskipun modernisasi merambah hingga ke pelosok kampung, masyarakat Dayak Benuaq tetap menjaga tradisi ini karena:
- Merasa lebih dekat dengan alam dan leluhur.
- Memeliki lahan yang luas untuk di tanam padi
- Tidak Harus beli beras,karena rasa beras gunung dan sawah beda rasa
- Tradisi ini sudah terbukti cocok untuk kondisi geografis Kalimantan.
- Ladang berpindah-pindah,tidak harus di siram atau di beri pupuk
Manfaat Menanam Padi secara Tradisional
- Ramah lingkungan – tanpa pestisida dan alat berat.
- Menjaga keanekaragaman hayati di ladang.
- Menjadi warisan budaya yang bisa dipelajari oleh generasi muda dan wisatawan budaya.
Tradisi menanam padi nugal ala Dayak Benuaq adalah contoh nyata bagaimana sebuah komunitas adat bisa hidup berdampingan dengan alam, sambil menjaga identitas budaya mereka. Di balik setiap benih yang ditanam, tersimpan doa, nilai leluhur, dan cinta terhadap tanah air. Tradisi ini bukan hanya layak untuk dipertahankan, tapi juga untuk dipelajari dan dihargai oleh generasi masa kini.
0 Comments
Silahkan berkomentar yang sopan,jangan spam komentar